(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
======================================================
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
1. Asevana balanam
Tak bergaul dengan orang bodoh
Orang
bodoh yang memanjakan dirinya dalam lima bentuk perbuatan jahat dan sepuluh
bentuk perbuatan tercela, tidak seharusnya dijadikan teman.
Secara harfiah makandari kalimat “ Asevana ca
Balanam “ adalah “Tidak bergaul dengan, atau tidak bekerja sama dengan, orang
bodoh”. Kata “ Bala” diartikan sebagai orang bodoh.
Anjuran yang terkandung di dalam kalimat ini adalah
agar seseorang tidak mencari dan mengikuti mereka yang tidak bijaksana. Dengan
kata lain mengikuti cara dan sikap yang tidak bijaksana adalah kebodohan.
Karakter seseorang mencerminkan pergaulannya. Bila
seseorang bergaul dengan mereka yang bodoh, dengan sendirinya ia pun akan
menjadi bodoh dan tidak bijaksana.
Orang bodoh memiliki tiga ciri: Pikirannya buruk,
ucapannya kasar dan perilakunya jahat.
Orang demikian cenderung berperilaku dan melakukan
hal hal yang tidak benar, bergaul dengan mereka hanya akan mengakibatkan
seseorang jatuh dalam kemerosotan batin.
Dalam agama Buddha, orang yang bodoh disebutkan
sebagai ia yang cenderung melakukan lima bentuk perbuatan jahat dan sepuluh
bentuk perbuatan yang tidak bermanfaat.
Oleh karena itu, Sang Buddha menyatakan bahwa
langkah pertama dalam memperoleh berkah utama adalah tak bergaul dengan orang
yang tidak bijaksana atau bodoh.
Kata Pali yang dipergunakan untuk menyatakan orang
tidak bijaksana atau orang bodoh, adalah “Bala”
. Kata ini juga berarti orang yang masih muda – anak-anak. Orang yang masih
muda, secara fisik masih lemah, dan kepribadiannya masih belum matang. Tubuh
dan pikirannya masih belum berkembang sepenuhnya. Karena itu, mereka dapat
melakukan hal-hal yang bodoh, sikap dan perilakunya pun tidak terkontrol.
Akan tetapi, pengertian “ Bala “ di sini adalah mencirikan seseorang yang tidak bijaksana,
bodoh, tidak berpikiran jernih, kasar dan jahat, meskipun mereka telah dewasa
dari segi usia. Mereka tidak dapat membedakan yang benar dan salah. Dalam
istilah agama Buddha, mereka tidak mengenal Dhamma – ajaran Sang Buddha. Mereka
tidak mempraktikkan Dhamma yang telah disampaikan oleh Sang Buddha, senantiasa
melakukan segala sesuatu tanpa menyadari akibatnya.
Dalam konteks ini, “ Bala ” bukan ditujukan kepada anak-anak yang berusia muda.
Melainkan orang yang bodoh dan jahat. Bergaul dengan mereka hanya akan
menjerumuskna kita pada tindakan-tindakan menyakiti orang lain.
Oleh karena itu, menjauhkan diri dari mereka
sesungguhnya merupakan berkah utama yang membawa keselamatan. Sang Buddha telah
mengelompokkan hal ini sebagai berkah utama yang pertama.
Orang odoh cenderung melakukan perbuatan jahat.
Sehingga setiap orang yang bergaul dengan mereka akan memiliki sifat dan
perilaku yang sama. Bahkan anak-anak dari keluarga sejahtera pun dapat merosot
kualitas hidupnya.
Suatu waktu ketika calon Buddh aterlahir sebagai Pandit (yang bijaksana) dengan nama Akitti, beiau memohon kepada Raja Dewa
untuk diberikan perlindungan agar tidak pernah bertemu dengan orang yang bodoh
dantidak bijaksana.
No comments:
Post a Comment